CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS

Jumat, 20 Maret 2009

AKU MEMBUKTIKANNYA, KAK (Part 3)

“Hei... hei... Aere Creopardthree Crova. Kata Alien kali yang bilang handphonemu diceburkan ke dalam bak mandi.” Balas Kak Aeires dengan tatapan wajahnya yang dari dulu tidak berubah-ubah. Menyipitkan matanya dengan sinis kalau sedang marah dengan aku.
“A-two, dimana handphone A-three?” tanya mama yang melihatku cemas. Aku berkacak pinggang sambil menatap sebal pada Kak Aeires.

Kak Aeires mengeluarkan handphoneku dari dalam laci meja belajarku. Ternyata handphoneku tidak diceburkan ke dalam bak mandi. Aku saja yang terlalu histeris.

“Aku kan sudah memberitahumu, ‘Aere, handphonemu aku taruh di laci meja belajarmu ya!’. Tapi saat itu kamu sedang bermain PSP dan hanya mengangguk tak melihatku. Lain kali kalau ada yang berbicara, didengarkan baik-baik, ya!” jelas Kak Aeires panjang kali lebar (Uupppssss... Seharusnya panjang lebar). Aku akhirnya meminta maaf pada Kak Aeires karena telah menduga yang aneh-aneh sampai Kak Aeires hampir dimarahi mama.
“Ma, aku dan Aere berangkat dulu, ya!” pamit Kak Aeires dan aku. Kami memakai sepatu roda masing-masing, kepunyaan Kak Aeires berawarna biru, kepunyaanku berwarna merah. Kami berlomba menuju sekolah. Sekolahku di Kidz Zon Elementary School, sekolah Kak Aeires di Tennage Zyn Junior High School.

“Ok, aku masuk kelas dulu, ya, Aere! Aku pulang pukul 11.30.” kata Kak Aeires.
“Aku pulang pukul 17.00!” kataku.

“Hah... Jam 17.00?” Kak Aeires terheran-heran.
“Ada dech!!!” jawabku dengan nada penuh kerahasiaan. Kelihatannya, Kak Aeires ingin sekali tahu. Namun ia tidak peduli. Usahaku untuk membuat Kak Aeires penasaran gagal total.

“Kalau begitu, aku pulang sendiri dong!” keluh Kak Aeires. Kali ini aku rasa aku telah berhasil membuat Kak Aeires sedih (kalau membuat Kak Aeires sedih, aku sudah sering ding!).
Pulang sekolah...

Aku berjalan menuju kantin. Aku menemui teman-temanku yang ikut ke mall. Kami setuju naik bus. Aku meraba kantong celanaku. Upsss... dompetku dimana??? Aku meraba lagi kantong celanaku. Dompet itu masih tidak ada. Duh, dimana sih dompet itu berada.
Aku mencoba mengingat-ngingat lagi. Saat istirahat kedua dompet itu masih ada di kantongku. Setelah memasukkan dompetku ke dalam kantong, aku membantu Craza membawakan tasnya yang berat. Aku saja yang membawakan keberatan. Aku membawa tasnya menuju aula, tempat dimana ekskul otomotif sedang berlangsung.

Setelah dari aula, aku menuju kantin. Dompet itu masih ada. Setelah dari kantin, aku menuju kelas. Sampai di kelas aku tidak memeriksa dompetku lagi karena pelajaran sudah berlangsung. Sampai saatnya pulang, aku belum memeriksa dompetku.
“Hmmm... kawan... Maaf, ya. Tadi aku ditelepon kakakku, katanya aku harus pulang dulu karena ada urusan penting. Nanti aku susul kalian di mall, OKE !!!” aku berbohong. Tidak enak sih rasanya berbohong.

“Oke, kita tidak berkeberatan kok, kalau memang urusanmu itu sangat penting.” Kata Quedo dengan ciri khas kalimatnya yang benar-benar rapi itu.
“Ya, sudah. Kita berangkat dulu, ya!” seru Romeo yang terlebih dahulu sampai di depan pintu gerbang sekolah. Aku mengangguk. Aku biarkan mereka hilang dari pandanganku.

Aku berjalan menuju tempat duduk terdekat. Aku mengeluarkan sepatu rodaku dari dalam tas. Biasanya aku memakai sepatu rodaku bersama Kak Aeires yang terlalu repot memegang makanan-makanannya. Kak Aeires suka mengomel sendiri kalau aku tidak mau membantu membawakan makanannya. Aku pun ketawa sendiri.
Di rumah...

“Mama...” seruku memanggil mama. Mama belum muncul.
“Mamaaaa...” seruku lebih keras lagi. Namun batang hidung mama belum nampak juga.

“Maaaaaammmmmmaaaaa.........!!!!!!” teriakku tak sabar. Namun mama juga belum muncul.Akhirnya dengan keputusan yang sebulat-bulatnya, aku pergi ke kamar Kak Aeires. Aku nekat membuka celengannya dan mengambil uang sebesar 50 ribu. Nanti aku kembalikan lagi kok, kak! Kakakku, kan, baik, cantik, manis, pintar, baik... Hehehe... (Ada maunya nih!).
Saat aku melangkah keluar kamar Kak Aeires, munculah mama. Mama memelototiku yang membawa uang 50 ribu.

“Aere, kembalikan uang Kak Aeires. Mama akan kasih kamu 450 ribu.” Mama mengimi-ngimingiku. Aku tergiur dan setuju. Aku mengembalikan uang Kak Aeires dan segera menuju kamar mama. Di sana, mama hanya memberi 400 ribu.

“Lho, kok ???” heranku.
“Lima puluh ribunya untuk Kak Aeires, karena kamu mengambil uang Kak Aeires tanpa seijinnya.” Jawab mama.

0 komentar: