CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS

Selasa, 10 Maret 2009

Ketika Panah Cupid Meleset

“Athena, minggu depan ada tanding basket. Kamu harus istirahat dulu! Jaga kesehatan, makan harus teratur, tidur harus...”

“Sudah! Jangan lanjutkan! Aku sudah tahu. Terima kasih atas nasehatnya.” Kata Athe memotong pembicaraan Freno, seorang cowok yang mengisi hati Athe selama 2 bulan ini. Athe beranjak pergi dari bangku yang selama 2 bulan ini selalu ditempati dirinya ketika sedang bersama Freno. Freno melambai pada Athe sambil tersenyum manis. Athe membalas hal serupa. Kemudian setelah Athe pergi, Freno juga kembali ke rumahnya.

Ketika melewati taman, Freno melihat kedua temannya sedang duduk di ayunan sambil berbicara sesuatu. Freno berencana menghampiri Tito dan Ovan, namun niat itu diurungkannya karena mendengar perkataan mereka.

“Kenapa ya aku tidak bisa seganteng si Michael Buble?” kata Tito pada Ovan. Ovan menimpali, “Hei kawan, kau lupa ya? Tidak ada orang yang sama persis di dunia ini. Bahkan anak kembar sekalipun. Si kembar Athe dan Thena pun juga begitu. Athe anaknya tomboy dan suka basket, sedangkan Thena sangat feminine dan suka cheerleaders, Thena juga sangat pintar melukis.”

Kembar? Athena punya saudara kembar? Batin Freno. Selama ini Freno tidak tahu kalau Athena mempunyai saudara kembar. Dan Freno lebih tidak tahu lagi bahwa selama setahun ini dia menyimpan perasaan kepada seseorang yang ternyata adalah Thena! Namun ia malah mengungkapkan kepada orang yang salah, yaitu Athe. Dia masih ingat ketika pertama kali ia bertemu Thena. Dia bertemu dengan Thena saat di perlombaan melukis. Dan dia tahu bahwa Thena memenangkan perlombaan itu dan membuatnya yakin suatu saat ia akan bertemu lagi dengan Thena dan akan bahagia.

**************

“Athe, mulai sekarang kita bukan apa-apa lagi...” kata Freno. Athe langsung kaget, “Maksudmu... Kita putus?” Freno mengangguk. Dia menjelaskan semua yang ia dengar dari Tito dan Ovan tadi. Freno ternyata sudah tidak mencintai Athe. Athe langsung tertunduk lemas mendengar semua penjelasan itu.

“Athe, siapa dia...” Thena muncul dari balik pintu teras untuk menemui kembarannya yang berada di teras. Ketika melihat cowok yang berada di sebelah Athe, Thena langsung teringat. “Kau Freno, kan? Dulu ikut lomba melukis, kan?” tanya Thena pada Freno. Freno berdiam sesaat ketika melihat Thena.


“Iya, aku Freno. Ah, rupanya kita bertemu lagi.” Ujar Freno bersemangat.

“Athe, mengapa kamu diam?” tanya Thena. Freno menceritakan semuanya. Dan pasti kalian tahu apa yang bakal terjadi. Ya, benar, Thena marah pada Athe, “Athe, kenapa tidak dari dulu kamu beritahu bahwa Freno ada di sini?” Athe diam saja. Dia memang sudah tahu pertemuan mereka sejak dulu. Dan Athe lebih tahu lagi bahwa kakak kembarnya itu menyukai Freno.

Athe segera berlari kecil menuju kamarnya. Melihat Athe yang kesal, Thena langsung tersenyum puas. Dia punya peluang banyak untuk mendekati Freno. Dan Freno sepertinya menanggapi sikap Thena.

Dibalik tirai itu, Athe memperhatikan semua yang dikatakan Freno dan Thena. Ah, mereka memang serasi. Pikir Athe. Athe berusaha melupakan Freno. Namun terlalu sulit untuk melakukannya.

**************

Dari balik pilar itu, Athe memperhatikan Thena yang bergandengan tangan dengan Freno. Hal yang tidak pernah dilakukannya ketika ia sedang menjalani hidup bersama dengaan Freno! Paling-paling mereka hanya saling curhat. Arrggghh... Mengapa semua harus begini? Athe jengkel. Selama beberapa minggu ini Athe dan Thena menunjukkan sikap saling memusuhi.

Saat basket, Athe tak pernah lagi minta ajaran dari Freno. Mereka saling diam-diaman. Bahkan hanya untuk memberikan bola satu sama lain saja tak pernah dilakukan mereka setelah kejadian itu. Mereka benar-benar saling membenci.

Sekarang Athe sudah bisa melupakan Freno. Semua tentang Freno ia buang jauh-jauh. Dia juga tidak sedih lagi, hanya tetap saja bermusuhan dengan saudara kembarnya sendiri. Memang sih Athe masih sedikit iri dengan kemesraan Freno dan Thena, tapi Athe tidak berusaha memutuskan hubungan mereka.

Senyum Freno yang manis itu... Sekarang sudah hilang dari kehidupan Athe...

**************

“Athe, tunggu!” teriak Freno dari kejauhan. Athe tidak menggubris. Namun Freno tetap mengejar Athe. Tangan Athe berhasil ditariknya.

“Dengarkan aku dulu!” ujar Freno menatap Athe dengan tatapan penuh arti. Athe segera membuang muka, berusaha memperhatikan ke jalan. “Memang, seluruhnya bukan salahmu kalau kamu tidak memberi tahuku soal Thena. Seharusnya aku yang lebih dulu tahu...” kata Freno sambil tertunduk. Perlahan tangan yang ada di tangan Athe dilepaskannya. Athe diam saja. Melihat itu, Freno langsung menyela, “Beri aku kesempatan lagi!”

Athe terkejut dengan perkataan itu. Dia tidak mengira bahwa Freno masih mencintai dirinya. “Lalu, Thena bagaimana?” tanya Athe. “Kau tahu, kan? Dia sangat manja. Semua tergantung aku dan aku. Dia tidak bisa mandiri dan terlalu...” Freno menghentikan ucapannya. “Terlalu apa?” tanya Athe.

“Ehmmm... Terlalu... Menyiksaku. Jika aku terlambat menjemputnya, dia marah sekali. Walau dalam apa pun!” ucapan Freno meluncur begitu saja dengan mulusnya. Athe tidak percaya, ternyata Thena tidak mengerti perasaan cowok.

“Jadi, bagaimana dengan kesempatan itu? Apa diterima?” tanya Freno ragu-ragu. Athe berpikir sebentar.

“Yah, aku tak tahu pasti. Tapi kau bisa mencobanya lagi. Mungkin kau juga harus menjalani beberapa syarat. Kau harus berbaikan dulu dengan Thena, aku harap kalian menjadi teman sejati...” jawab Athe sambil menatap mata Freno penuh arti.

“Dan... Kau harus berbaikan dengan Thena juga.” Syarat Freno pada Athe. Athe menjitak pelan kepala Freno. Dan mereka saling tertawa... Ternyata, panah cupid yang meleset memang sulit dilepaskan karena sudah terlalu dalam... Ataukah panah cupid tersebut memang tidak meleset???

-K-rina Danas3 Hanindita-

1 komentar:

Karina Danastri Hanindita mengatakan...

Cerpen yang ini keren bangetttt...
I like it!!!!!!!
Tambahin yang banyak yaw!!!!!!!!!