“Tak apalah, ma.” Kataku seadanya sambil menuju ruang keluarga secepatnya.
“Oh, ya, ma. Kak Aeires kemana?” tanyaku sebelum sampai di tangga.
“Biasalah, sekarang, kan, Kak Aeires sedang ada di tempat mengajar Kak Arae.” Jawab mama.
Aku menuju garasi.
“Pak Jo, antarkan aku ke mall, ya!” kataku pada supirku. Pak Jo mengantarku sampai ke mall.
Sesampainya di mall, aku berkeliling mencari teman-temanku. Aku temukan mereka di tempat mainan. Kebetulan sekali, aku juga ingin membeli mainan.
Aku sibuk memilih-miilih model mainan yang cocok. Aku membeli beberapa tali yoyo dan satu buah yoyo. Setelah menemukan, aku membayar di kasir (ya pastilah, masa mau bayar di toilet!).
“Kawan,aku ingin pergi ke toko kura-kura. Boleh, ya!” pintaku pada teman-teman.
“Jangan! Kita makan saja dulu.” Bantah Draceo.
“Kita ke toko buku dulu!” seru Havea sambil setengah berteriak karena tak mau kalah.
“Kita ke toko sepatu saja!” seru Ramon.
“Ramon Ecel de Macalla, lebih baik kita ke toko pulsa saja. Pulsaku sudah habis!” bantah Romeo
“Namaku Ramon Eiffel de Maceo, bukan Ramon Ecel de Macalla. Camkan itu, Romeo Juliet de Marcela!” emosi Ramon.
“Hei, namaku juga bukan Romeo Juliet de Marcella. Namaku Romeo Waffer de Maceo. Asalkan kamu tahu ya! Dulu, Mom and Daddy memberiku nama Romeo karena mereka tahu......” Emosi Romeo juga.
“Tahu apa?” tanya Ramon menyela.
“Tahu kalau aku yang terbaik. Maka itu mereka memberiku nama Romeo seperti dalam kisah Romeo dan Juliet.” Sembur Romeo memancing kemarahan Ramon. Ramon sudah terlihat mengepalkan tangannya. Duh, bakal ribut nih...
“CCCCUUUUKKKKUUUPPP..........!!!!!!!!” teriak Raffa mengagetkan setiap orang yang ada di mall. Pertengkaran pun terhenti.
“Kalian memalukan sekali. Sekarang kita pergi ke toko kura-kura dulu! Tadi sebelum berangkat, kita kan sudah sepakat terlebih dahulu ingin ke toko kura-kura bukan?” ingat Craza pada teman-temannya.
Sesampainya di toko kura-kura...
“Hai, Mister Z!” sahutku pada yang berjualan. Di sini tempat langgananku. Aku selalu menyebut pemiliknya dengan sebutan Mister Z. Mister Z menoleh pada sumber suara tersebut. Dia mempersilahkanku melihat koleksi kura-kuranya yang terbaru. Namun aku menggeleng. Aku menunjuk pada sebuah tempat kura-kura. Mister Z langsung mengerti dan segera mengambilkan tempat kura-kura yang kumaksud.
“Berapa harganya Mister Z?” tanyaku sambil melihat luar dalam tempat kura-kura.
“Only one hundred thousand rupias.” Jawabnya bercanda.
“Ouwww... It’s so expensive. I don’t want to buy!” kataku yang bermaksud bercanda juga sambil meletakkan kembali tempat kura-kura itu dan mengambil satu langkah menuju pintu keluar.
“Oh, no no no... This is only thirty five thousand rupias!” cegahnya sebelum aku pergi. Aku tertawa ngakak disertai tawa teman-temanku. Aku dan Mister Z memang suka bercanda.
“Hahaha... And this for you!” kataku sambil menyerahkan uang lima puluh ribu rupiah. Mister Z hanya menyerahkan uang kembalian sebesar lima ribu rupiah.
“Oh my God! Come on, Mister Z!” kataku bermaksud meminta yang sepuluh ribuan lagi. Mister Z dan teman-temanku tertawa. Akhirnya Mister Z menyerahkan uang sepuluh ribuan padaku.
“By the way, what is your name?” tanya Craza pada Mister Z.
“My name? Oh, is not Mister Z?” jawab Mister Z.
“No no no... That is nickname... Your... Full name.” Sambung Craza membetulkan maksudnya yang disalahpahamkan oleh Mister Z.
“Ehmmm.... My full name is.... Rama Zowan.” Jawab Mister Z sambil tersenyum. Craza yang selalu ingin tahu belum puas jawaban itu.
“Why Aere call you Mister Z?” tanya Craza kembali.
“Because... I don’t know... Ask to Aere.”
Aku menyeringai lebar sambil berkata, “Maklum, anak lucu seperti aku itu selalu ingin membuat sesuatu agar lebih praktis” Teman-temanku langsung menyoraki aku tanpa memperhatikan orang di sekitar yang memperhatikan dengan raut muka yang sepertinya berkata “Ini anak-anak pada kenapa, ya?”.
Setelah puas di toko kura-kura, kami berjalan menuju tempat makan – tepatnya foodcourt. Kami sudah sangat lapar - kecuali Craza yang sudah kenyang. Kami duduk di depan gerai bernama O’ Sushi, gerai yang menjual sushi. Aku memesan cheese burger dengan telur di dalamnya, serta double beef, dan segelas chocomint kesukaanku. Makan dulu yoookkk!!!
“Oh, ya, ma. Kak Aeires kemana?” tanyaku sebelum sampai di tangga.
“Biasalah, sekarang, kan, Kak Aeires sedang ada di tempat mengajar Kak Arae.” Jawab mama.
Aku menuju garasi.
“Pak Jo, antarkan aku ke mall, ya!” kataku pada supirku. Pak Jo mengantarku sampai ke mall.
Sesampainya di mall, aku berkeliling mencari teman-temanku. Aku temukan mereka di tempat mainan. Kebetulan sekali, aku juga ingin membeli mainan.
Aku sibuk memilih-miilih model mainan yang cocok. Aku membeli beberapa tali yoyo dan satu buah yoyo. Setelah menemukan, aku membayar di kasir (ya pastilah, masa mau bayar di toilet!).
“Kawan,aku ingin pergi ke toko kura-kura. Boleh, ya!” pintaku pada teman-teman.
“Jangan! Kita makan saja dulu.” Bantah Draceo.
“Kita ke toko buku dulu!” seru Havea sambil setengah berteriak karena tak mau kalah.
“Kita ke toko sepatu saja!” seru Ramon.
“Ramon Ecel de Macalla, lebih baik kita ke toko pulsa saja. Pulsaku sudah habis!” bantah Romeo
“Namaku Ramon Eiffel de Maceo, bukan Ramon Ecel de Macalla. Camkan itu, Romeo Juliet de Marcela!” emosi Ramon.
“Hei, namaku juga bukan Romeo Juliet de Marcella. Namaku Romeo Waffer de Maceo. Asalkan kamu tahu ya! Dulu, Mom and Daddy memberiku nama Romeo karena mereka tahu......” Emosi Romeo juga.
“Tahu apa?” tanya Ramon menyela.
“Tahu kalau aku yang terbaik. Maka itu mereka memberiku nama Romeo seperti dalam kisah Romeo dan Juliet.” Sembur Romeo memancing kemarahan Ramon. Ramon sudah terlihat mengepalkan tangannya. Duh, bakal ribut nih...
“CCCCUUUUKKKKUUUPPP..........!!!!!!!!” teriak Raffa mengagetkan setiap orang yang ada di mall. Pertengkaran pun terhenti.
“Kalian memalukan sekali. Sekarang kita pergi ke toko kura-kura dulu! Tadi sebelum berangkat, kita kan sudah sepakat terlebih dahulu ingin ke toko kura-kura bukan?” ingat Craza pada teman-temannya.
Sesampainya di toko kura-kura...
“Hai, Mister Z!” sahutku pada yang berjualan. Di sini tempat langgananku. Aku selalu menyebut pemiliknya dengan sebutan Mister Z. Mister Z menoleh pada sumber suara tersebut. Dia mempersilahkanku melihat koleksi kura-kuranya yang terbaru. Namun aku menggeleng. Aku menunjuk pada sebuah tempat kura-kura. Mister Z langsung mengerti dan segera mengambilkan tempat kura-kura yang kumaksud.
“Berapa harganya Mister Z?” tanyaku sambil melihat luar dalam tempat kura-kura.
“Only one hundred thousand rupias.” Jawabnya bercanda.
“Ouwww... It’s so expensive. I don’t want to buy!” kataku yang bermaksud bercanda juga sambil meletakkan kembali tempat kura-kura itu dan mengambil satu langkah menuju pintu keluar.
“Oh, no no no... This is only thirty five thousand rupias!” cegahnya sebelum aku pergi. Aku tertawa ngakak disertai tawa teman-temanku. Aku dan Mister Z memang suka bercanda.
“Hahaha... And this for you!” kataku sambil menyerahkan uang lima puluh ribu rupiah. Mister Z hanya menyerahkan uang kembalian sebesar lima ribu rupiah.
“Oh my God! Come on, Mister Z!” kataku bermaksud meminta yang sepuluh ribuan lagi. Mister Z dan teman-temanku tertawa. Akhirnya Mister Z menyerahkan uang sepuluh ribuan padaku.
“By the way, what is your name?” tanya Craza pada Mister Z.
“My name? Oh, is not Mister Z?” jawab Mister Z.
“No no no... That is nickname... Your... Full name.” Sambung Craza membetulkan maksudnya yang disalahpahamkan oleh Mister Z.
“Ehmmm.... My full name is.... Rama Zowan.” Jawab Mister Z sambil tersenyum. Craza yang selalu ingin tahu belum puas jawaban itu.
“Why Aere call you Mister Z?” tanya Craza kembali.
“Because... I don’t know... Ask to Aere.”
Aku menyeringai lebar sambil berkata, “Maklum, anak lucu seperti aku itu selalu ingin membuat sesuatu agar lebih praktis” Teman-temanku langsung menyoraki aku tanpa memperhatikan orang di sekitar yang memperhatikan dengan raut muka yang sepertinya berkata “Ini anak-anak pada kenapa, ya?”.
Setelah puas di toko kura-kura, kami berjalan menuju tempat makan – tepatnya foodcourt. Kami sudah sangat lapar - kecuali Craza yang sudah kenyang. Kami duduk di depan gerai bernama O’ Sushi, gerai yang menjual sushi. Aku memesan cheese burger dengan telur di dalamnya, serta double beef, dan segelas chocomint kesukaanku. Makan dulu yoookkk!!!
0 komentar:
Posting Komentar